Dalam bersosialisasi maupun berinteraksi sosial dengan masyarakat, penting sekali kita tidak melihat fisiknya saja tetapi penting sekali jeli dalam melihat watak, karakter maupun sikap seseorang. Jangan sampai kita salah menilai sehingga mengakibatkan orang lain sakit hati. Penting sekali kita mencermati terlebih dahulu dan mendalami seseorang, sehingga tidak menilai dari fisik dan sekilasnya saja. Jangan sampai kita hanya menilai orang dari luarnya saja karena hal itu tidaklah baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, perlu kita ketahui empat alasan jangan pernah menilai orang dari luarnya saja. 1. Tampilan luar bukanlah karakter seseorang Harus diketahui bahwa menilai seseorang tidak hanya dari tampilan luar tetapi haruslah dengan cara mengenal lebih dalam. Fisik seseorang yang sepertinya menakutkan tetapi belum tentu karakternya keras dan kejam. Maka dari itu, tampilan luar seseorang bukanlah bagian dari watak dan karakternya. Sebaiknya berkenalan dulu lebih dalam. 2. Jangan sampai tertipu Melihat tampilan luar saja, sangat mungkin menipu kita. Banyak orang yang beranggapan buruk terhadap tampilan pakaian dan wajah seseorang yang lain dari orang pada umumnya, tetapi sebenarnya dia baik jika kita bisa mencermati lebih dalam. Banyak orang yang termakan oleh omongan-omongan orang lain. Misalnya salah seorang mengatakan si dia merupakan orang yang jahat padahal faktanya tidak. Hal tersebut telah menipu orang lain. 3. Menghindari terjadinya permusuhan Coba kita bayangkan, bagaimana bila seseorang itu termakan omongan negatif orang lain padahal itu bukanlah kebenaran. Maka, yang terjadi adalah sakit hati dan muncullah permusuhan. Sebab itulah, jangan pernah menilai orang dari fisiknya saja tetapi tetap setia dalam tugas dan jabatan. 4. Mencegah kecurigaan atau prasangka buruk Terlalu berbahaya ketika kita menaruh kecurigaan atau prasangka buruk terhadap orang lain hanya karena dia orang yang bicaranya kuat dan terlihat menyeramkan. Kita diajak untuk tidak melihat dari sisi fisik tetapi harus secara keseluruhan agar tidak ada kecurigaan atau prasangka buruk terjadi. Karena itulah, sudah sepantasnya kita semakin baik menilai orang lain dan berpikir positif. Dengan adanya empat alasan tersebut, sebaiknya kita tidak menilai orang lain dari luarnya saja. Hal tersebut agar kita tidak berpikiran negatif lagi.Janganmenilai orang dari tampilan luarnya saja, setiap orang punya cerita | KASKUS. Menilai Orang dari Penampilannya Sudah Terlalu Gampang. Saatnya Melihat Mereka dari Sisi yang Lebih Dalam. Kata kata Mutiara a Twitter: "Biarlah semua berjalan apa adanya berlalu dengan semestinya dan berakhir dengan seharusnya"
Tidak sedikit kita temui seorang yang sangat baik dihadapan kita, namun dibelakang kita dia membicarakan kita habis-habisan. Kecewa? itu pasti, tapi mau bagaimana lagi tidak ada yang bisa menebak bagaimana hati seseorang. Lantas memilih teman jangan hanya melihat covernya saja, kenali betul bagaimana sikap perilakunya, karena dengan demikian kamu akan bisa berhati-hati dalam mempercayainya. Kadang kala yang dilihatnya baik dari luar itu tidak setulus hatinya. Jangan Hanya Melihat Luarnya Saja, Tapi Kenalilah Hatinya Jaga hatimu dari kekecawaan, jangan sampai kamu percaya kepada seseorang hanya karena kamu melihat keadaan luarnya baik. Sebab tidak sedikit orang yang luarnya baik, tapi hatinya sangat buruk, ia memiliki sifat hasad dan dengki. Jadi kenalilah hatinya saat kamu berteman dengan seseorang, atau hendak memulai pertemenan, agar nanti kamu tidak merasa kecewa dan tersakiti karena ulahnya yang tidak kita duga sebelumnya. Teman Adalah Cerminan Diri Kita, Maka pastikan Kita Tidak Pernah Sembarangan Berteman Apakah kamu tahu, teman itu adalah cerminan diri kita, apabila teman kita memiliki kebiasaan baik maka secara tidak langsung kita pun akan menjadi lebih baik karena kebiasaan-kebiasaannya. Begitu juga sebaliknya, jika teman kita buruk, sebaik apapun kita tentu pada akhirnya akan terkontaminasi akan menjadi sepertinya, meski tidak secara langsung tapi secara perlahan kebiasaan buruknya akan berdampak kepada kita. Penting Kita Mengenali Karakter Seseorang yang Akan Kita Ajak Berteman, Jangan Sampai Kita Salah Melangkah Karena Salah Berteman Untuk itu, penting sekali kita tahu bagaiaman karakter seseorang yang akan kita ajak berteman, bukan untuk pilih-pilih teman, tapi alangkah lebih baiknya kita berhati-hati, sebab teman banyak sekali pengaruhnya kepada kehidupan kita. Bisa jadi jika kita salah dalam memulai pertemanan, kita akan salah melangkah menuju jalan yang hanya akan merugikan kita dihadapan Allah. Tapi Jangan Sering Berburuk Sangka Pula Kepada Orang Lain, Jangan Apa-apa Kita Anggap Buruk Sebab Tidak Sama Dengan Pikiran Kita Akan tetapi jangan sampai kita berprasangka buruk pula kepada orang lain yang ingin berteman, jangan sampai hati dan pikiran kita buruk hanya karena keadaan luar dia yang tidak sesuai dengan persepsi kita. Karena tidak sedikit dari kita yang lumayan egois memprediksikan orang lain buruk, hanya karena dilihat dari luarnya tidak ada yang bisa mencerminkan dia baik. Padahal cover kadang memang menipu, justru hatinyalah yang tulus dan sangat baik. Bijaklah Mengendalikan Hati dan Pikiran, Itulah yang Seharusnya Kita Lakukan Apabila Bertemu Dengan Orang Baru Intinya bijaklah kita mengendalikan hati dan pikiran saat bertemu dengan orang baru, lebih-lebih dia yang mendekat ingin berteman dengan kita, jangan menolak hanya karena penampilannya buruk, dan jangan terlalu percaya karena penampilannya sangat baik. Ada beberapa hal yang harus kamu kenali dari dirinya, yaitu tentang sikap dan perilakunya, karena yang namanya tabi’at akan muncul dengan sendirinya walau ia sudah bersusah payah menyembunyikannya.Banyaksekali kejadian dilingkungan kita menilai sesuatu dari tampilan luarnya saja. Dikira hal sepele karena tampilan luarnya miskin jadi dinilai orang miskin. Salah satunya terjadi disalah satu wilayah di Indonesia. Terdengar biasa memang namun jangan salah, setiap bel pada jam berbunyi meraka harus memakan buah tersebut satu per satu
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Catatan Tulisan ini akan sangat panjang, tapi saya enggan memotongnya karena akan mengurangi esensinya. Jadi silakan tutup saja kalau ragu membaca tulisan panjang nan berliku, atau siapkan bantal supaya bisa tertidur nyenyak sehabis membaca tulisan ini......Hahahaha!*** Kalimat don’t judge the book by its cover sudah sangat sering kita dengar. Pengajaran seupaya kita tidak menilai orang dari tampak luarnya saja sudah begitu sering kita terima, dan selalu diulang-ulang sepanjang masa. Nasehat yang mengajak kita supaya jangan melihat dari bungkusnya saja melainkan isinya. Pertanyaan sederhananya adalah apakah kita lalu kemudian mudah untuk mempratekkannya? Belum tentu. Sangat sering, dalam hal apapun, kita justru langsung cepat-cepat menilai seseorangdari apa yang nampak oleh mata kita. Seketika secepat kita langsung bergunjing dan menilai seseorang begitu melihat tampilan luarnya seperti apa. Kadang kita menilai orang hanya dari tampilan luarnya saja, bukan dari perbuatannya, atau apa yang ada dalam hati orang tersebut. Melihat orang berpakaian rombeng, kita cap dia itu miskin dan pengemis, peminta-minta. Melihat orang pakai baju bagus dan mentereng, kita cap dia itu kaya dan sombong, sok banyak duit. Lalu ada orang bicara keras dan kasar, kita serta merta cap dia itu tidak berakhlak dan orangnya tidak baik. Ketika ada kawan pendiam dan tak banyak bersuara, kita cap dia bodoh dan dungu, atau sok alim?Saya punya beberapa pengalaman yang sangat berarti, yang begitu dalam mengajarkan saya untuk tidak boleh menilai orang dan menjustifikasi orang tersebut secepat membalikkan telapak tangan. Mengajarkan saya untuk tidak menilai orang lain hanya dari apa yang kita lihat semata. Dalamnya laut bisa diukur, namun isi hati orang siapa yang tau? Kan begitu. Jujur saja, saya beberapa kali gagal mempratikkan hal itu. Terkadang kita terlalu cepat mengambil kesimpulan yang belum tentu benar Cousins, seorang wartawan politik, penulis, professor dan juga sebagai pengacara perdamaian dunia pernah suatu kali mengatakan begini, “Maut bukanlah kehilangan terbesar dalam hidup. Kehilangan terbesar adalah apa yang mati dalam sanubari sementara kita masih hidup...”Bagi saya, kata-kata itu teramat benar. Salah satu kematian paling mengerikan adalah bila nurani kita sudah mati, sehingga kita menjadi amat gampang memvonis atau menilai orang lain tanpa dasar yang jelas serta akurat lalu kemudian membuly dan memfitnah orang tersebut. Dugaan yang bisa jadi keliru itu lantas kemudian menjadikan kita cakap ber-negative thinking terhadap orang Sebagai Guru Terbaik Lebih dari sepuluh tahun saya bekerja di negeri Paman Sam. Negeri yang kata orang berlimpah susu dan madu. Tentu saja saya amat mensyukuri apa yang saya alami dan jalani di negeri orang itu. Sebab ada begitu banyak hal positif yang saya walaupun saya harus berlelah-lelah, meskipun saya harus menjalani semuanya sendirian, saya tetap mensyukurinya. Karena apa? Karena ternyata kemandirian itu akhirnya tertanam indah dalam jiwa dan diri saya. Punya sikap tahan banting’, kuat, serta pantang menyerah. Bagaikan seorang pernah punya pengalaman sangat berat ketika baru pertama kali menjajal New Jersey. Sekitar enam bulan pertama di Amerika memang saya langsung tinggal di Michigan, salah satu negara bagian di Amerika yang masih sangat kurang orang Indonesianya. Di state ini saya tinggal lumayan lama, lebih setengah setahun. Setelah puas’ menikmati kehidupan penuh makna di Michigan, saya akhirnya mesti pindah ke New Jersey NJ. Sebelum berangkat ke NJ kawan-kawan saya di Michigan mengatakan dengan tatapan meyakinkan selamat berjuang’. Saya tanya kenapa? Mereka bilang selamat berjuang’ oleh karena menurut mereka kehidupan di NJ akan sangat berbeda dibanding di Michigan. Jauh beda. 1 2 3 4 5 Lihat Humaniora Selengkapnya
Mencampuri urusan dan menghakimi orang lain sepertinya sudah menjadi budaya banyak masyarakat kita. Orang-orang dengan mudahnya menilai seseorang hanya dari desas desus tanpa benar-benar mengenali yang kali, pada akhirnya perbuatan ini justru membuat kita menyesal atau bahkan merugikan diri sendiri. Karenanya, perbuatan tidak terpuji ini harus dibuang membantu kamu menghindari kebiasaan suka menilai orang lain, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu kamu ingat sebelum menilai orang Pahami dulu kisah merekailustrasi dua orang sedang berbicara MorilloSetiap orang membawa cerita dan pengalaman hidup yang berbeda-beda. Jadi, sebelum menghakimi seseorang, kamu perlu mengenal orang tersebut terlebih dahulu. Setelah berkenalan dengannya, kamu akan tahu mengapa mereka memiliki kepribadian demikian atau berperilaku seperti kali, orang-orang membutuhkan lebih banyak cinta dan dirangkul daripada dihakimi dalam masyarakat. Jadi, saat kamu melihat seseorang yang bertingkah dengan cara tertentu, jangan lakukan penilaian dengan Ketahui fakta sebanyak mungkinilustrasi beberapa orang sedang berbicara Mathieu-Saint-LaurentKamu hanya bisa membuat penilaian yang tepat dengan mencari fakta yang sebenarnya. Jadi, berusahalah untuk tidak memberikan respons apa pun sampai kamu menemukan benar-benar mengetahui apa yang terjadi dan latar belakang di balik hal tersebut, baru kamu bisa memberikan penilaian yang objektif. Ingatlah, menilai seseorang tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu hanya akan membuat kamu menyesal nantinya. Baca Juga 5 Hal yang Terjadi jika Kamu Menilai Orang Lain dari Luarnya Saja 3. Ingatlah bahwa kita belum tentu lebih baik dari orang itu ilustrasi perempuan sedang bercermin RosaSangat mudah menghakimi dan mencari kekurangan orang lain. Kita sering lupa bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan luput dari sampai, kamu sibuk mencari-cari kesalahan orang lain hingga lupa mengintrospeksi diri sendiri. Lagi pula, belum tentu kita ini lebih baik daripada orang yang kita bicarakan. Intinya, jangan sibuk menyalahkan orang lain jika diri kita pun tidak luput dari Posisikan dirimu pada tempat orang lainilustrasi dua orang sedang berdiskusi KumtanomCara terbaik untuk menumbuhkan empati dan melatih diri agar tidak gampang menghakimi adalah menempatkan diri pada posisi orang tersebut. Jadi, sebelum menilai orang lain, bayangkan dirimu ada pada posisi orang bagaimana jika hal yang sama terjadi padamu, apa yang akan kamu lakukan? Juga, bagaimana jika kamu dihakimi oleh orang-orang yang tidak mengenalmu? Belum tentu kamu bisa melakukan sesuatu yang lebih baik jika dihadapkan pada kondisi orang Tanyakan pada diri sendiri mengapa kamu perlu menghakimiilustrasi perempuan sedang bercermin OboleninovHal yang harus kamu pertimbangkan sebelum menilai orang lain adalah mencari tahu alasan mengapa kamu merasa perlu menilai orang yang bersangkutan dan menempatkannya di kelas tertentu? Apakah dampaknya bagi dirimu?Mungkin kamu merasa berhak melakukannya dan ingin melakukannya. Namun, jika ini tidak memberikan kamu keuntungan, jauh lebih baik jika kamu tidak ikut campur dan fokus mengurusi masalahmu sendiri. Lagi pula, tentunya kamu juga tidak ingin jika orang lain turut mencampuri saatnya budaya menilai atau menghakimi ini kita akhiri, salah satunya adalah mulai dari diri sendiri. Melalui pengingat ini, harapannya kita semua bisa lebih bijaksana dalam bersikap. Baca Juga Tak Asal Bicara, Yuk Cek 5 Hal Ini Sebelum Menilai Buruk Orang Lain IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Selanjutnyayang keempat, yaitu menyelamatkan seseorang dari panasnya api neraka. Pasalnya, memberi makan orang yang berbuka puasa sama saja halnya seperti bersedekah. Sedangkan bersedekah ternyata dapat menyelamatkan seseorang dari panasnya api neraka. Sebagaimana disebutkan dalam hadist, "Setiap orang akan berada di naungan amalan
QuoteQuoteQuoteSEBELUM MELIHAT ISI THREAD INI LEBIH LANJUT MARI SEJENAK MEMBACA BERITA DIBAWAH GANQuoteQuote“Don’t judge a book by its cover atau yang biasa diartikan "Jangan menilai orang hanya dari luarnya saja tapi juga dalamnya".Nasehat ini sudah sangat kita kenal sejak lama, kita pun sangat fasih diingatkan untuk tidak menilai orang sekedar dari tampilan yang terlihat, seperti cara berpakaian kita juga jangan menilai berdasarkan tindak tanduk, bahasa tubuh, ekspresi wajah, cara bicara, dan sebagainya, pokoknya sesuatu yang tampak kasat mata mesti melihat ”dalamnya”, yaitu kepribadian, kemampuan, pengetahuan, sifat dan hal-hal lain yang barangkali tidak langsung yang sangat bijak, tapi apa mudah untuk betul-betul bebas dari kecenderungan menilai apa yang tampil di luar? Pepatah tersebut sepertinya layak diberikan kepada pemilik dan karyawan sebuah showroom jual - beli mobil Isuzu di kota baikod, Filipina Pemilik dan karyawan showroom tersebut mengabaikan seorang pengusaha restoran yang hendak membeli sebuah truk Isuzu DMAX. Saat memasuki showroom tersebut pengusaha restoran yang bernama Reinhard Celis heran dan bingung ketika tak ada satupun karyawan showroom ia sempat dimarahi oleh sejumlah karyawan. Melihat perlakuan buruk yang ia terima. Reinhard yang juga merupakan seorang chef langsung sadar bahwa pakaiannya dianggap tidak layak untuk masuk ke showroom mobil itu. Akhirnya ia memutuskan untuk menelepon bank dan memesan sebuah mobil Mitsubishi hitungan beberapa jam, ia mendapatkan apa yang ia inginkan dengan mudah. Dilansir Viral4real, Rabu 7/7/2015 pemilik dan karyawan showroom tersebut dilaporkan terkejut dan malu. Ini setelah memperlakukan calon pembeli dan menyadari kesalahan mereka yang telah salah menilai baca berita diatas gan, Mari lanjut ke isi thread utamaQuoteKejadian diatas sangat sering terjadi di kehidupan sehari hari kita gan,agan dan aganwati pasti pernah mengalami kejadian seperti yang diberitakan diatas. Baik ketika agan dan aganwati menilai seseorang dari penampilan yang terlihat oleh mata saja ataupun ketika agan dan aganwati dipandang oleh orang lain dari penampilan atau yang tampak oleh mata tanpa berusaha menilai yang tidak tampak oleh mata. Jujur saja kita sebagai manusia biasa terkadang masih menilai seseorang dari penampilan luarnya saja, Hanya karena penampilan luar yang memberi kesan negatif kita terkadang tanpa kita sadari mempunya kebiasaan buruk yaitu menilai dan menghakimi orang lain tanpa mau mengetahui lebih dalam tentang seseorang yang kita berikan penilaian negatif. Memang sangat manusiawi jika bertemu dengan orang pertama kali, memberi penilian terhadap penampilan orang adalah hal yang sering sulit dihindari. Mulai dari warna baju yang tidak matching, dandanan yang menor, atau gaya bicara yang medok dan lucu sering kita jadikan bahan penilaian. Padahal sejak dulu kita sudah tahu, menilai hanya dari penampilan sebenarnya merampas kesempatan kita mengenal pribadi seseorang yang sebenarnya Tak dapat dipungkiri, saat bertemu bertemu orang lain cara pertama yang paling mudah dilakukan untuk memberi penilaian adalah dengan melihat penampilannya. Ketika melihat perempuan yang keluar hanya dengan menggunakan hot pants. kita bisa jadi dengan mudah melabelinya dengan sebutan “murahan” !. Apalagi jika perempuan tersebut terlihat punya banyak teman pria, penilaian negatif pun dengan mudah kita lekatkan pada orang yang bersangkutan. Kebiasaan ini mungkin tanpa sadar kerap kali kita lakukan. Kita yang katanya muda dan berpikiran terbuka, menilai orang lain hanya dari sekilas pandang. Mungkin sebagai manusia kita lupa, bahwa setiap manusia punya sisi berbeda. Dengan hanya menggantungkan kemampuan indera pengelihatan, kita bisa dengan gampangnya memberi tanggapan. Meskipun Tuhan memberikan kita kedua belah mata yang sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya, tapi mata tetaplah mata yang hanya bisa melihat sisi permukaan saja. Mata kita bukan alat bor yang bisa menelusuri sisi terdalam dari orang lain. Indera pengelihatan kita yang satu ini memiliki keterbatasannya sendiri. Isi hati dan kepribadian seseorang adalah sisi yang tidak bisa ia telusuri. Karena itu rasanya terlalu cepat bila kita menilai orang lain hanya dari pertemuan singkat. Tanpa bermaksud menggurui, memberi penilaian dengan hanya menggantungkan pada penampilan terasa terlalu dini. Kita butuh waktu untuk mendalami sisi personaliti seseorang. Mereka yang dari luar terlihat dingin bisa jadi memiliki ketulusan yang belum terselami. Sebaliknya, orang yang dari luar terasa menyenangkan mungkin saja di dalamnya punya sifat yang sebetulnya menjengkelkan. Kita bukan malaikat yang tahu semua hal kan? Harus diakui sulit memang kita melepaskan sepenuhnya kebiasaan melihat dari orang lain dari penampilan. Selalu ada masa di mana kita menumpukan pendapat dari sesuatu yang bisa terlihat. Akan tetapi, ada baiknya sebelum kita memberi penilaian, luangkan waktu terlebih dahulu mengenali orang dari bagian lainnya. Mulailah melatih diri untuk mau menyelami sisi terdalam dari seseorang. Ketika kita membiasakan diri untuk tidak terpaku menilai orang lain dari sisi luarnya saja, sesungguhnya akan ada banyak keuntungan yang kita dapatkan. Keuntungan tersebut adalah kesempatan untuk mengenali orang secara lebih dalam. Selalu ada kejutan yang kita dapatkan ketika memutuskan untuk mengenal orang lain secara lebih mendetail . Seseorang yang pada awalnya kita nilai biasa-biasa saja, bisa jadi justru memiliki sisi yang begitu istimewa di dalam Agar Mampu Melihat Orang Lain Tanpa Melihat Cover/Penampilan Luarnya SajaMerubah Cara PandangQuoteMengubah cara pandang jelas bukan sesuatu yang gampang. Tapi, bukan berarti tidak bisa kita lakukan. Dengan kemauan yang kuat, pelan-pelan kita dapat merubah arah pemikiran. Dari yang tadinya sibuk menilai orang dari kemasan luar menjadi lebih detail dengan sisi terdalam. Kuncinya? Tantang dirimu. Ketika kamu menyimpulkan sesuatu, tanyakanlah pada diri sendiri “Benarkah kesimpulan yang baru aku buat ini? Logiskah alur pemikiranku? Atau semua itu hanya prasangka dan aku sudah tak sengaja menjadikan orang lain korbannya?” Selalu ada sisi baik dari setiap insan meski penampilan luarnya tidaklah menyenangkan. Kamu, saya, dan mereka memiliki porsi yang sama untuk dinilai dengan lebih baik lagi. Tuhan itu luar biasa; dan tidak ada manusia yang diciptakan-Nya dengan Agan Aganwati merasa Thread ini Bermaanfaat Tolong Bantu jadi Rekomendasi HT Link DibawahQuoteJANGAN LUPA RATE 5, CENDOL SAMA KOMENTNYA GAN Quote Pengalaman Agan Aganwati QuoteOriginal Posted By juga pernah dianggap gitu gan di salah satu stand pameran komputer,ane pake sendal jepit dan baju yg lusuh. ane ke pameran komputer itu memang rencananya mau ngerakit pc baru, dan setelah melihat-lihat,masuklah ane ke salah satu stand yg cukup besar disitu,keadaan di stand tsb tidak terlalu ramai alias sedang2 aja,tapi sampai sekitar 15 menitan ane di dalem situ ga ada satu pun penjaga stand yg melayani ane,entah 3 penjaga stand disana kaya males bgt ngelayanin ane,trus ane panggil mas2nya,dia nyamperin dan langsung tanya "mau beli apa?",ane bilang mau rakit pc mas,dia langsung nawarin ane pc bekas spek paling rendah ditempat itu gan...,waduh dalem hati ane kok gini amat ya pelayanannya,trus ga lama tu penjaganya langsung ngeloyor entah kemana...etdah ane ditinggal gitu aja gan ga beberapa lama dateng lagi orang,dan ternyata itu pemiliknya gan,masih muda umurnya,bersih,dan ramah banget nyapa ane,dia tanya bisa dibantu apa....wah hati ane yg tadinya gondok dgn pelayanan anak buahnya seketika itu langsung hilang,ya langsung aja ane minta rakit pc sama dia,dan total pc yg ane rakit waktu itu sekitar 9jutaan,dan setelah ane bayar baru ane ceritain kelakuan anak buahnya yg tadi,dia minta maaf. ya ane sih cuma berharap semua orang jangan terlalu cepat menilai buruk seseorang sebelum kita bener2 tau siapa dia sebenarnya... di amerika ada orang yg sehari2nya berdandan ala anak punk,dengan tatto di beberapa bagian tubuhnya yg bikin beberapa orang yg ngeliat langsung menilai dia itu sampah masyarakat dsb,tetapi ternyata pekerjaan aslinya adalah seorang dokter bedah terbaik di salah satu rumah sakit,dan mungkin aja suatu saat nanti orang yg menilai dia sampah masyarakat itu hidupnya akan diselamatkan oleh sang dokter bertato tersebut.... 09-07-2015 0625 Janganmerasa tidak enak karena membuat keputusan yang membuat orang kesal. Anda tidak bertanggung jawab atas kebahagiaan mereka. Anda bertanggung jawab untuk Anda sendiri. You can start the next chapter of your life if you keep re-reading the last one. Anda bisa memulai bab berikutnya dalam hidup Anda jika Anda terus membaca ulang bab yang x6NLWZ.